“ Rinduku ”
Sesejuk angin di peraduan cinta
Berbisik mesra di bawah bulan
biru
Membelai jiwa di pembaringan
sepi
Duduk menanti pencinta ditenga
malam gulita
Menjunjung tinggi sabda-sabda
diantara
Sajak –sajak pengembara dan
Bertasbih memohon pertolongan
pada yang Esa
Dinding hati mengkultuskan zikir
Menuliskan aksara-aksara menjadi
Relief-relief indah di atas
kitab
Bertahta
Ombak masih suci dengan sedikit
tawa yang riang
Menghantam batu karang yang diam
tanpa kata mengucap
Kata menyerah pada ombak di laut
mati
Sedang anak-anak menangis keras
disudut negri
Menahan lapar yang
berkepanjangan dibawah
Garis tiang jembataan Ampera
Ada serdadu-serdadu yang mati
kena bom di danau
Ada bayi-bayi mati kelaparan di
biyanga tapi aku ingin mati disisimu sayangku,
Setelah kita telah bosan hidup.
Bicara tentang anjing-anjing
kita yang nakal, tentang bunga
Dipandalawangi
Akankah nasip akan membawaku
padamu
Ataukah sampai matipun aku tidak
akan bertemu
Lagi denganmu sayangku
Aku ingin mati disisimu sayangku
Aku ingin hidup lebih lama
denganmu
Menghabiskan cerita dan derita
dibawah bulan purnama
Aku ingin bercerita tentang
jiwaku
Tentang dirimu
Tentang kita
Cerita yang dulu perna kita
punya.
Akankah aku akan mati disisimu
sayangku
Saat kau tak lagi disini bersamaku
Akankah aku akan mati dalam
perjuangan ini
Tanpa dosa yang ku tinggalkan di
negriku
Akankah aku mati disini tanpa
ada dosa kepadamu
Apakah aku akan mati disini
tanpa melihat wajah indahmu.
Aku ingin mati di sisimu
sayangku……!!
Aku ingin kau melihatku mati
ditengah perjuangan
Aku ingin mati dalam perjuangan
ini
Dengan darah perjuangan perlawanan.
Karya: suryanto rauf
“ MATAHARI YANG MEMUDAR “
Tertutup suda tirai yang ku
lukis bersama mu
Terang tak lagi terasa karna
badai hitam datang menyapa
Cahya tak terlihat di tengah
gelap
Entah pada siapa lagi
kehangatan harus ku adu.
Rintik hujan menyempatkan raga
Menyentuh jiwa menyegarkan
rasa
Namun
Kehangatan tak terasa kala
engkau berlalu dalam pelukan
Jiwa seakan mati oleh sabda
cinta yang tak lagi tertuntun
Gugusan daun kering menjelma
menjadi sampa
Seakan matahari tak lagi
menyempatkan waktu menyentuh kehangatan kalbu
Saat musafir lama kembali
mengurai sabda-sabda cinta
di bawah ranting yang
tertumpuk oleh kelamnya kehidupan
Ia bersabda tentang cinta yang
telah lama hilang dan akan
di pertemukan oleh takdir yang
telah di gariskan
Kini demi melerai waktu siangpun tak lagi tunduk
pada sang pencinta kehidupan
Memujahnyapun tak lagi ada
sebab, matahari telah memudar
Karya: suryanto rauf
“Tak lagi sama”
Embun pagi menyapa dengan lembut
Menghilangkan dahaga pagi dengan
kesejukan
Namun matahari
tak mau kala mengertakan diri menyapa sang embun
seakan tak rela embun di cumbu yang lain
Dengan kejamnya matahari menjilat embun yang bening
di atas bunga teratai membuat yang lain menderita karna lemah
Sempurlah suda penderitaan musafir
gelandangan yang hidup di negri budaya Kapitalis
Hanya bisa Ternganga melihat matahari merampas haknya
Sedang yang sadarpun tak bias apalagi dirinya yang hanya anak pemulung
Geram tangis bumi menjelma menjadi bencana menyesali tindak tunduk anak yang durhaka
Dunia yang dulu indah buyar hanya karna egoism
Dunia yang indah pudar hanya karna ketamakan manusia pendosa
Dunia tak lagi sama seperti dulu
Melerai berjalan sendiri seperti daun kering yang gugur dari dahan tangkainya
Karya: suryanto rauf
“ Kelam oleh penderitaan ”
Aku menanti fajar di ujung pagi
Menggerutu di balik cermin
kehidupan
Menangis di tenga malam bisu
Mengurai senyum dalam
penderitaan
Memulai senyum bersama sujud
subhu
Menangis diatas sajadah panjang
Kala Mengucap doa disaat duha
Terbaring lemah di balik kamar
Menggigil dingin dikala pagi
Di ujung jari aku merasa
kedinginan
Aku kelam oleh penderitaan
Menangis di bawah seruling
jingga
Buku berceceran dilantai kamar
Lembar-lembaran kusam tertumpuk
Dalam kamar dan membuat debu
Berserakan bersama tinta
kehidupan
Menggaris luka dalam kelamnya
penderitaan
Menulis sajak serta puisi subhu
dan duha
Tubuh lemah terbaring lesu
Bersama luka di hati
Cerutu dan air mata menetes di
pipi
Mengisahkan tragedy cinta yang
Kelam oleh penderitaan
Dunia ikut menangis
Melihat aku yang tak lekang oleh
penderitaan.
Karya: suryanto rauf
“ Kekasihku “
Kekasihku
bukan aku sengaja melupakanmu
Kau tau bagaimana diriku
Kau tau siapa aku sebenarnya
Kekasihku
Bukan aku tak ingin menjagamu
Saat engkau sedang takut
Aku hanya ingin kau kuat tanpa
aku
Kekasihku
Bukan aku tak sayang padamu
Ketahuilah aku takan perna
Berdusta di hadapan tuhan
Kekasihku
Demi perjuangan ini
Demi cinta ini
Demi kemerdekan ini
Maka ikhlaskanlah aku
Pergi jauh
kekasihku
Relakan aku pergi
Relakan aku berteriak melawan
Tirani di negri ini,
Dan lindungilah aku
Bersama doa-doamu
Perjuangan ini masih panjang
kekasihku
Sebutlah selalu namaku didalam
doa-doamu
Ingatlah aku selalu dikala kau
sedang sendiri
Kekasihku
Aku tak ingin melukaimu
Aku tak ingin membuatmu bertanya
Karna sepantasnya
Aku hanyalah milikmu
Kekasiku
Aku berjuang bukan hanya untuk
negri ini
Aku berjuangan bukan hanya untuk
bangsa ini
Aku berjuang bukan hanya untuk
masyarakat
Karna sesungguhnya
Perjuangan ini juga tidak
terlepas dari
Aku memperjuangkan cinta kita,
maka
Pahamilah aku
Pahamilah perjuangan ini
Kekasihku
Hingga nantinya perjuanganku
Telah usai dan aku tak dapat
terselamatkan
Maka janganlah menangis diatas
pusaraku
Tapi doakanlah aku agar aku
selamat agar
Didunia yang lain kita berdua
Masih bisa di pertemukan kembali
Kekasihku
Kaulah jantungku
Kaulah nafasku
Kaulah nadiku
Kaulah mataku
Dan kau adalah segalanya
Dari hidupku
Karna kaulah hatiku
Karya: suryanto rauf
“ Kepergianmu ”
Usai suda kita bercerita
Usai suda kita berbahagia
Usai suda kita tertawa
Kau pergi dengan begitu cepat
Kau pergi meninggalkan tangis
Kau pergi meninggalkan kami
Duka masih terasa
Saat kau melampaikan tangan
Untuk yang terakhir kalinya
Kini hanya fotomu yang bisa
kulihat
Kini hanya kenangan indah
bersamamu
Yang bias ku ingat
Kau telah pergi kepangkuan-Nya
Kau telah pergi menemui-Nya
lebih dulu
Mungkin karna kau terlalu
disayang
Mungkinpula karna kau adalah
yang terbaik
Itulah kenapa kau
Sangat cepat di ambil
Sahabatku, bahagiamu adalah
surgamu
Bahagiamu adalah bahagia kami
disini
Akan ku ingat selalu dirimu
Akan ku ingat selalu kata-katamu
Akan ku ingat selalu nasihatmu
Selamat jalan sahabatku
Doaku akan selalu bersamamu
Selamat tinggal sahabat
Bahagialah ditempatmu
Semoga surga adalah tempat
Persinggahan terakhirmu di
Sana sahabatku
Karya: suryanto rauf
“ Wanita berkerudung biru “
Senyum indah memudar di antara
keramaian
Yang menjaga dirimu
Menipu diriku di balik cermin
kehidupan
Duhai kau wanita berkerudung
biru
Engkau telah mencuri waktu
senggangku
Engkau telah mencuri hati
pujangga
Yang lama tak mengenal arti
cinta
Senyummu mendamaikan hati
Tawamu meluluhkan waktu
Diammu membunuh jiwaku
Oleh kabut yang tak mau berdusta
Wahai engkau wanita berkerudung
biru
Siapakah dirimu..?
Siapaka sosok dibalik dirimu..?
Apakah telah ada yang mencuri
hatimu..?
Harapan tumbuh ketika ku
pandangi wajah indahmu
Dibalik kerudung biru milikmu,ingin
ku kenalkan diriku
Padamu namun aku takut melanggar
hukum
Tuhanmu
Wajah cantik
Kening yang tebal
Senyum yang indah
Sikap yang ramah
Damai kala ku pandang
Damai kala ku duduk disampingmu
Damai kala ku dengar suaramu
Wahai kau wanita berkerudung
bisu
Kenapa kau begitu mempesona
Hingga hati yang telah ku tutup
rapat untuk
Cinta ini seakan tergoyahkan
Siapakah sosok dibalik cermin
hidupmu
Siapakah guru yang mengajarimu
Dimana tempat biasa kau lihat
wajah indahmu
Dimana kau menghadapkan wajahmu
Siapakah yang telah membuat
dirimu tunduk..?
Karya : suryanto rauf
“Dongeng siang”
Ada sebuah bangsa yang kaya
Dibumbui dengan emas, tima
,minyak,batu bara dll
bangsa ini tumbuh berbagai
bunga
Ada bunga matahari
Ada bunga mawar
Ada bunga melati
Ada bunga cempaka dan ada bunga
yang lain
Di Negara ini tumbuh banyak suku dan budaya
Ada bugis, ada Maluku, ada jawa
dan ada
Yang lainnya
Awalnya bangsa ini aman dan
makmur
Namun karna dikolonisasi oleh
Manusia berjiwa tikus dan babi
Maka negri ini terkunkung di
bawah
Kekuasaan Negara adidaya
Hedonism, tumbuh mengagantikan
bunga mawar
Apatis tumbuh menggantikan bunga
matahari
Pragmatis tumbuh menggantikan
bunga cempaka
Bangsa yang melalang bulana
Miris hati melihat krop dan
scenario yang ada
Budaya bangsa diganti menjadi
budaya barat
Selebriti semakin di puja dan
budaya
Semakin tertinggal
Negri yang malang
Menangis membentak namun
Apa hendak di kata
“ melawan bangsamu akan lebih
berat”
Wahai roh para smengit, roh para
gurumi, roh para kapita
Datangkanlah alam ini dan
bentengilah perjuangan kami
Untuk melawan penindasan di
negri ini.
Karya: suryanto rauf
sands casino review - SEPT CASINO
BalasHapusSands casino review. Sands Casino 바카라사이트 review Before 샌즈카지노 entering this casino we recommended all players to take a Rating: 4.1 · 13 votes 제왕 카지노